keindahan yang terpendam dalam Perairan Pusat Laut (Pusentasi)
Secara administratif lokasi penelitian khususnya daerah wisata
pusentasi masuk
dalam wilayah
Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Dongggala Propinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis
Desa Towale berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah
Utara berbatasan dengan
Desa Limboro
2. Sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Mekar Baru
3. Sebelah
Selatan berbatasan
dengan Desa Salubomba
4. Sebelah
Barat berbatasan yang
berhadapan langsung dengan Selat Makassar.
Berdasarkan
letak geografis, Desa Towale terletak pada dataran rendah yang suhu
rata-ratanya 30-320C (Sumber Kantor Desa Towale). Pemerintah daerah kabupaten
Donggala menjadikan pusentasi sebagai daerah wisata bahari yang telah di kenal
olah masyarakat setempat juga wisatawan, bahwa daerah Pusentasi dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai tempat untuk mencari biota laut seperti menangkap ikan,
mencari jenis-jenis Echinodermata yang cocok untuk di komsumsi seperti bulu
babi/ Black Sea Urchin (Diadema sitosum),
landak laut/Collector urchin (Tripneustes Sp) dan masih banyak
lagi jenis-jenis Echinodermata yang di
ketahui memiliki gizi yang cukup tinggi, selain itu jenis kerang-kerangan
seperti kima (Tridacna Sp), Molusca
dan masih banyak lagi yang cocok untuk di komsumsi juga di jual untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat.
Pusentasi
yang letaknya di depan selat Makassar bagian Barat, merupakan suatu
karakteristik untuk di katakana bahwa
wilayah ini sebagai kawasan pesisir, (Nurdiyanti, 2000), wilayah pesisir dibagi
dalam dua batasan utama, yaitu (1) Kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian
darat, baik kering maupun yang masih di pengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti
pasang surut, angin laut dan perembesan air asin; (2) Kearah laut wilayah
pesisir mencakup bagian laut yang masih di pengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di
darat seperti sedimentasi, aliran air tawar dan pencemaran yang di akibatkan
oleh aktifitas manusia.
Lokasi
penelitian di bagi menjadi 2 kategori yaitu kategori dangkal dengan kedalaman 3
meter dan kategori kedalaman menengah 10 meter, dimana smuanya di lakukan
pengambilan sampel
masing-masing kategori sebanyak 4 kali penarikan transek secara horizontal
sepanjang 100 meter sejajar dengan garis pantai. Penentuan titik penarikan
transek yaitu sebagai berikut
a. Transek
1 kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu pada daerah tanjung pusentasi yang
berbatasan langsung dengan Desa Salubomba ke arah utara pusentasi.
b. Transek
2 kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu di tarik tepat di depan dermaga
wisatawan pusentasi ke arah utara pusentasi.
c. Transek
3 kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu di tarik tepat di depan pasir putih bagian
utara dermaga kearah utara objek wisata pusentasi.
d. Transek
4 kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu di gelar transek tepat sebelah utara
dermaga, dimana ujung transek 100 meter tepat pada tanjung bagian utara objek
wisata bahari pusentasi.
Untuk
lebih jelas dapat di lihat pada peta di gambar 4 sebagai berikut:
Gambar 4.1.
Peta titik pengambilan data presentasi luas tutupan karang Reef Check.
4.1.2
Hasil
Pengukuran kondisi fisik kimia perairan Pusentasi
Hasil
pengukuran terhadap beberapa faktor fisik kimia lingkungan perairan kawasan wisata Pusentasi
pada Bulan Maret 2013 yaitu diantaranya Suhu, pH, Salinitas, kecerahan dan
Dimin Oksigen (DO) menunjukan nilai kisaran tertentu. Data hasil pengukuran
tersebut terlihat pada table di bawah ini :
No
|
Parameter
|
Nilai
|
1
|
Suhu
(0C)
|
32
|
2
|
Salinitas
(ppt)
|
31,9
|
3
|
Kecerahan
Vertikal (Meter)
|
15
|
4
|
Kecerahan
Horisontal (Meter)
|
11
|
5
|
DO
(mg/l)
|
4,8
|
Tabel 4.1. Data Pengukuran
Kualitas Air Di Perairan Kawasan Wisata Pusentasi
4.1.3
Hasil
Pengambilan Data Luas Tutupan Terumbu Karang di perairan wisata pusentasi..
Perairan Pusentasi memiliki
presentasi luas tutupan karang utuk kategori substrat yang sangat rendah yaitu
Karang Keras (Hard Coral / HC) pada
kedalaman 3 meter hanya 18,59 %,karang
lunak (Soft Coral /SC) 15,93%, Penutupan Algae (Nutrien Indicator Algae/NIA)
3,59%, Spong (SP) 4,06%, karang 1 tahun mati (RKC) 11,71%,Karang hancur
(Rubble/RB) 17,5%, Lumpur (Silt/SI) 11,56%, Batu atau Rubble yang tidak
terlihat lagi struktur Koralitnya (Rock/RC) 4,21%, Pasir (Sand/SD) 7,65% dan
yang lainnya sebagai indikator substrat (Other/OT) 5,15%.
Persent tutupan substrat di perairan
pusentasi untuk karang hidup pada kedalaman 3 meter tergolong dalam kategori
sedang karena rata-rata untuk karang hidup hanyalah sekitar 30% - 50% .
Sedangkan untuk substrat pada kedalaman 10 meter di perairan pusentasi
tergolong dalam kategori sedang persentase luas tutupan dapat di lihat dengan
persentasi sebagai berikut di antaranya
Karang Keras (Hard Coral / HC)
pada kedalaman 10 meter hanya 25,78
%,karang lunak (Soft Coral /SC) 16,71%, Penutupan Algae (Nutrien Indicator
Algae/NIA) 3,59%, Spong (SP) 4,84%, karang 1 tahun mati (RKC) 15,78%,Karang
hancur (Rubble/RB) 10,93%, Lumpur (Silt/SI) 6,31%, Batu atau Rubble yang tidak
terlihat lagi struktur Koralitnya (Rock/RC) 2,18%, Pasir (Sand/SD) 3,75% dan
yang lainnya sebagai indikator substrat (Other/OT) 9,84%. Perairan pusentasi
persentasi substrat yang dalam kategori sedang jika di lihat dari persentasi
karang yang hidup baik pada kedalaman 3 meter dan 10 meter.
Grafik 4.2. Hasil perhitungan
data Reef Check Fish Pusentasi Kabupaten
Donggala
Perairan Pusentasi dari perhitungan data Reef Check memiliki persentasi ikan
sebagai indikator untuk kerusakan terumbu karang yang di akibatkan oleh manusia
atau alami sehingga mengakibatkan bertambahnya atau berkurangnya satu atau
banyak jenis ikan sebagai indikator, di antaranya ikan yang dijadikan sebagai
indikator dalam Reef Check ini yaitu
ikan Kupu-kupu (Butterfly fish), ikan
Bibir Tebal (Hamulidae), Kakap (Snaepper), Korapu Tikus/Bebek (Baramundi Cod), Kerapu (Grouper), Napoleon (Humhead Wrasse), Kakatua Jambul (Bumphead), Kakatua (Parrotfish)
dan Belut Morai (Moray eel). Perairan
Pusentasi dengan persentase ikan indikator yang tergolong rendah pada 2 kedalaman
yaitu kedalaman 3 meter dan kedalaman 10 meter, di karenakan persentasinya di
temukan antara lain yaitu ikan Kupu-kupu (Butterfly
fish) 3 meter 35 % dan 10 meter 35,75%, ikan Bibir Tebal (Hamulidae) 3 meter 10,5% dan 10 meter
1,5%, Kakap (Snaepper) 3 meter 17,5%
dankedalaman 10 meter 20,5%, Korapu Tikus/Bebek (Baramundi Cod) 3 meter 2,5%
dan 10 meter 1 %, Kerapu (Grouper)
3 meter 7,75% dan 10 meter 1,5%, Napoleon (Humhead
Wrasse) 3 meter 2,5% dan 10 meter tdak di temukan 0 %, Kakatua Jambul (Bumphead) 3 meter 3,75% dan 10 meter
tidak di temukan 0%, Kakatua (Parrotfish)
3 meter 11,25% dan 10 meter 9,25% dan Belut Morai (Moray eel) 3 meter 4,75% dan 10 meter 3,5%. Kehadiran ikan-ikan ini
baik melimpah atau berkurang yang mempengaruhi perairan secara global, sebagai
indikator tinggi atau tidaknya 3 aspek
yaitu penangkapan berlebihan, penangkapan yang merusak dan polusi/sedimentasi.
Grafik 4.3. Hasil perhitungan
data Reef Check Invertebrata Pusentasi
KabupatenDonggala.
Perairan Pusentasi tergolong sedang persentasi tutupan
karang hidup (Living Reef) di
dapatkan di karenakan persentase Invertebrata sebagai indikator tergolong dalam
kategori yang seedang sehingga mempengaruhi cepat pertumbuhan atau membunuh
pertumbuhan polip pada karang, hal ini dengan di temukan persentasi sebagai
berikut Banded coral shrimp (Stenopus hispidus) 7% dan 9%, Bulu Babi- Diadema (Diadema sp. dan Echinothrix
spp.) 9% dan 22%, Bulu Babi Pensil (Heterocentrotus mammilatus) 0,75% dan 0%, Teripang yang dapat dikonsumsi (Thelenota ananas,
Stichopus chloronotus dan, Holothuria edulis)
8,25% dan 9,75%, Bulu seribu (Acanthaster planci) 5,75% dan 4,5%, Kima (Tridacna sp.) 13,75% dan 12,5%, Triton (trumpet) (Charonia tritonis) 7,75%
dan 18,5%, Lobster (Panulirus sp.
dan Scyllaridae) 11,5% dan 10,5% dan Tripneustes atau collector
urchin (Tripneustes sp.) 6,75% dan 6%. Persentasi diatas untuk Invertebrata tergolong
sangat rendah sehingga tidak besar pengaruh yang di timbulkan oleh hewan-hewan
invertebrata sebagai indikator kerusakan karang di perairan Pusentasi.
Grafik
4.4.
Hasil perhitungan data Reef Check penyebab
kerusakan karang Pusentasi
Kabupaten Donggala.
Perairan Pusentasi kerusakan di akibatkan oleh beberapa
aktifitas manusia di antaranya yaitu kerusakan di akibatkan oleh Perahu (Boat) pada kedalaman 3 meter 6% dan
kedalaman 10 meter 5,75%, Boom (Dynamite)
kedalaman 3 meter 10,5% dan kedalaman 10 meter 6%, alat tangkap jaring (Nets) kedalaman 3 meter 7% dan kedalaman
10 meter 2%, jangkar kapal/Perahu (General)
kedalaman 3 meter5,5%, kedalaman 10 meter 4,25% dan kerusakan yang di akibatkan
oleh arus, gelombang dan pijahan oleh manusia dan lainnya (Other) pada kedalaman 3 meter 4,5% dan kedalaman 10 meter 5%.
Kerusakan yang di akibatkan oleh manusia dan alam ini sangat berdampak bagi
laju pertumbuhan polip karang yang ada di perairan Pusentasi.
Grafik
4.5.
Hasil perhitungan data Reef Check Tingkat kerusakan
dan kesehatan karang di perairan Pusentasi Kabupaten Donggala.
Perairan Pusentasi dari hasil monitoring terumbu karang (Reef Check) dengan menggunakan metode
Line Intracep Transec (LIT) untuk tingkat kesehatan terumbu karang baik dari
pemutihan (Bleaching) secara koloni
ataupun secara populasi keseluruhan dari 2 kedalaman yang berbeda yaitu
pemutihan (Bleaching) koloni pada
kedalaman 3 meter 59,37% dan tidak terjadi pemutihan (Non Bleaching) 40,62% sedangkan pemutihan yang terjadi secara
populasi keseluruhan pada 2 kedalaman yang berbeda yaitu pada kedalaman 3 meter
pemutihan keseluruhan (Bleaching)
56,56%, yang tidak terkena pemutuhan (Non
Bleaching) 43,43% dan pada kedalaman 10 meter terjadi pemutihan secara
populasi yaitu pemutihan (Bleaching)
52,5% sedangkan yang tidak terkena pemutihan (Non Bleaching) 47,5%, dari hasil ini bahwa pengaruh suhu yang di
akibatkan oleh pemanasan Global (Global
Warming) tergolong sangat sedang yang hampir mencapai kategori tinggi, pada
kesehatan karang juga dapat di lihat yang terdapat di perairan pusentasi pada 2
kedalaman yaitu pada kedalaman 3 meter di temukan perairan Pusentasi dengan
tingkat karang yang tidak sehat (Diseashead
Coral) 56,56%, karang sehat (Healthy
Coral) 43,43% sedangkan pada kedalaman 10 meter untuk tingkat kesehatan
karang yaitu tingkat karang yang tidak sehat (Diseashead Coral) 46,87%, karang sehat (Healthy Coral) 53,12%, hal ini di pengaruhi oleh tingkat penyinaran
cahaya matahari yang di di dapatkan oleh karang yang berbeda pada 2 kedalaman.
4.1.4
Deskripsi Hasil Penelitian Substrat Perairan Pusentasi
Perairan Pusentasi pada hasil penelitian ini di temukan
dari substrat, invertebrata, ikan dan kerusakan terumbu karang seperti apa yang
tercantum pada tabel di atas yaitu memiliki perbedaan antara 2 kedalaman
berbeda di antaranya kedalaman 3 meter kategori dangkal dan kedalaman 10 meter
kategori menengah. Pada kedalaman 3 meter dimana panjang perairan pusat laut
terbentang sepanjang 600 meter,dapat dijadikan sampel area yaitu 400 meter
dengan 4 kali di gelar transek sepanjang 100 meter maka di dapatkan presentase
dari substrat lebih rendah dari pada kedalaman 10 meter, ini juga dapat disimpulkan
karena persentase dari Hard Coral
(HC) yang tinggi pada kedalaman 10 yaitu mencapai 27,78125 dan Hard Coral (HC) pada kedalaman 3 meter
yaitu 18,59375 ketika mengacu pada standart presentasi luas tutupan terumbu
karang maka di dapatkan persentasinya pada kategori sedang di perairan
Pusentasi.
Pada kedalaman 3 meter dan 10 meter di dapatkan untuk
jenis invertebrata sebagai indikator yaitu memiliki persentase yang berbeda
dari tiap jenisnya, seperti pada kedalaman 3 meter yang mendomonasi yaitu Tridacna Sp dengan nilai 13,75% dan Lobster
dengan nilai 11,5%, sedangkan
pada kedalaman 10 yang mendominasi yaitu Diadema
Sp dengan nilai 22% dan Triton
dengan nilai 18,5%, yang dapat memakan polip karang yang dapat mengakibatkan
karang mati atau mengalami perlambatan dalam pengambilan nutrisi makanan yang
di lakukan oleh tentakel-tentakel pada polip karang.Asnawi.Kaimudin BCC Akt III Universitas Tadulako Palu